[Enterprise] Offshore IT Outsourcing dan Potensi di Indonesia


Offshore IT outsourcing merupakan penyerahan fungsi seluruh atau sebagian dari IT perusahaan kepada pihak ketiga yang berbeda negara.Offshore IT outsourcing memiliki 3 jenis yaitu direct offshore IT outsourcing atau mengunakan service provider yang berada dari luar negeri langsung dalam mengerjakan proyek IT.

Direct offshore IT outsourcing via konsultan domestik atau menggunakan konsultan domestik untuk mengawasi kegiatan proyek IT berlangsung dan yang terakhir adalah Offshore IT outsourcing via Application Service provider atau menggunakan aplikasi dan layanan komputer dari pusat data remote untuk beberapa pengguna melalui Internet (Khalid, 2003).

Untuk jenis aktivitas yang dialihdayakan maka Offshore IT outsourcing terbagi menjadi 4 bagian:

  1. Infrastructure outsourcing adalah mengalihdayakan infratruktur perusahaan untuk di kelola kepada pihak ketiga misalnya manajemen data-center, manajemen desktop, manajemen jaringan, manajemen
  2. Transaction-oriented business process outsourcing adalah mengalihdayakan kegiatan yang bersifat transaksional perusahaan kepada pihak ketiga seperti pengelolaan gaji, tagihan, proses klaim dan proses transaksi.
  3. Strategic business process outsourcing (BPO) adalah mengalihdayakan kegaitan perusahaan yang sifatnya lebih ke strategis seperti proses reksrutasi pegawai, analisis pasar, manajemen logistik. Pada jenis outsourcing ini service provider perlu memahami dengan benar porses bisnis
  4. Business software and IT applications adalah mengalihdayakan pembuatan aplikasi atau software kepada pihak ketiga.
  5. Business strategi consultation adalah bentuk outsourcing yang membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang bisnis yang dikonsultasikan, pemikiran yang jauh ke depan.

Bagaimana posisi Indonesia dalam persaingan bisnis offshore IT outsurcing ini?

Menurut survey yang dilakukan oleh Kearney (2014), Indonesia sendiri memiliki potensi yang cukup tinggi dan termasuk 5 besar sebagai negara yang dicari klien asing dengan tujuan kegiatan offshore IT outsourcing.

Kearney

Indonesia dinilai menarik di mata klien karena memiliki tenaga yang terampil dan upah yang rendah. Walaupun mereka bukan sebagai negara yang dapat fasih berbahasa Inggris tapi tidak menyurutkan klien untuk bekerja sama dengan negara Indonesia (Kearney, 2014).

Vendor yang berasal dari negara Asia lainnya seperti China, Indonesia, Malaysia dan negara di Asia Tenggara lainnya merupakan vendor yang paling banyak dicari untuk proyek IT khususnya jenis BPO (Business Process Outsourcing) dan Business software and IT applications (Kearney, 2014). India merupakan negara yang paling mendominasi sebagai service provider IT. Menurut klien dari benua Amerika dan Eropa, India dinilai sebagai paket yang lengkap sebagai service provider.

Tenaga kerja yang terampil, upah yang menarik, dan serta dukungan pemerintah merupakan faktor yang membuat klien menjatuhkan pilihannya kepada negara India. India memiliki tenaga IT yang terampil dan perusahaannya sudah tersertifikasi secara internasional. 40% service provider IT ternama di India seperti Tata Consultancy Services, Infosys, Wipro, dan Satyam telah memiliki sertifikasi CMMI level 5 yang merupakan level tertinggi. Selain tenaga kerja yang terampil, klien tidak mengalami kesulitan berkomunikasi karena rata-rata vendor India menggunakan bahasa yang sama dengan klien (Gonzalez dkk., 2006).

Selain vendor dari India, vendor yang berasal dari China juga diminati oleh klien IT di benua Eropa dan Amerika. Selain gaji yang rendah dan sumber daya manusia yang melimpah, faktor lokasi geografis juga menentukan klien untuk memutuskan vendor dari China sebagai partner bisnis mereka. China sangat bedekatan lokasinya dengan Jepang sehingga memudahkan klien untuk memperluas pangsa pasar mereka hingga ke negara Jepang (Gonzalez dkk., 2006).

Dominasi negara-negara berkembang ini akan terus bertambah, jika Indonesia tidak mempersiapkan dengan matang dan pemerintah tidak aware terhadap bisnis ini maka Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara seumpunnya seperti Vietnam, Thailand, Filipina dan lainnya.

Referensi:

Gonzalez, R., Gasco, J., & Llopis, J. (2006). Information systems offshore Outsourcing: A descriptive analysis. Journal of Industrial and Management Data, 106(9), 1234-1245.

Kearney, A.T. (2014, September 2014). Offshoring Opportunites Amid Economic Turbulence. Retrieved From the A.T Kearney website: www.atkeraney.com

Khalid, S. Soliman, (2003). A framework for global IS outsourcing by application service providers. Business Process Management Journal, 9(6),735 – 744.


Leave a Reply