Evaluasi Pengukuran Model di SEM


Evaluasi model dilakukan untuk menilai apakah data yang telah dikumpulkan mendukung teori yang diteliti. Menurut Hair  (2014), tidak ada kriteria khusus untuk menguji kecocokan model, namun bisa didekati dari evaluasi model pengukuran dan model struktural. Outer model sering juga disebut sebagai outer relation atau model pengukuran. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan konstruknya. Untuk model struktural atau Inner Model mendefinisikan  hubungan antar variabel endogen dan eksogen. Evaluasi untuk outer model terdiri dari evaluasi reliabilitas konsistensi internal (internal consistency reliability), reliabilitas indikator, validitas konvergen (dilihat dari nilai average variance extracted) dan validitas diskriminan sedangkan evaluasi untuk inner model terdiri dari perhitngan koefisien determinasi (R2) dan uji signifikansi

 

Evaluasi Outer Model

  • Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi internal suatu pengukuran artinya alat ukur pengukuran menghasilkan hasil pengukuran yang sama, konsisten dan stabil walaupun dilakukan di periode waktu yang berbeda.(Kirk dan Miller, 1986; dalam Golafhsani,2003). Semakin stabil hasil pengukuran maka menunjukan reliabilitas yang tinggi. Di dalam SEM, reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Reliabilitas dalam PLS dapat diketahui melalui Composite Reliability (CR) dan Cronbachs’s Aplha. Nilai Composite Reliability dikatakan baik jika memiliki nilai > 0,7. Suatu indikator dikatakan memiliki reliabilitas indikator yang baik terhadap konstruknya jika nilai outer loading ≥ 0,70. Reliabilitas konstruk dapat juga dilihat dari nilai Cronbachs’s Aplha, jika nilainya  > 0,7 (Hair,2010).

  • Uji Validitas

Validitas menunjukan kemampuan instrumen penelitian mengukur dengan benar atau tepat apa yang hendak diukur. Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang dievaluasi oleh PLS adalah convergentt validity (average variance extracted)  dan discriminant validity. Convergent validity disebut juga validitas untuk indikator penyusun  latennya. Convergentt validity dari outer model dilihat dari nilai outer loading indikator terhadap konstruk laten (outer loading ini merupakan estimasi validitas indikator-indikator tersebut). Convergentt validity bisa dilihat dari nilai AVE (average variance extracted) dimana nilai AVE dikatakan baik jika memiliki nilai diatas 0,5 (Hair,2014).

Discriminant validity merupakan pengujian konstruk dimana suatu konstruk harus unik dan tidak sama dengan konstruk lainnya di dalam  model penelitian. Discriminant validity dinilai dari cross loading indikator terhadap konstruk. Jika korelasi konstruk dengan indikatornya lebih besar daripada korelasi indikator tersebut dengan konstruk lain, maka hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut sudah tepat mengukur konstruk. Setiap indikator dalam konstruk harus unik dan tidak merepresentasikan fenomena dari kontruk lainnya. Sebagai tambahan uji validitas dikriminan dapat dilakukan uji Fornell-Lacker dimana membandingkan nilai akar kuadrat dari AVE dengan korelasi variabel latennya. Nilai akar kuadrat dari AVE masing-masing konstruk harus lebih besar dari nilai korelasi antar konstruknya (Hair, 2014)

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Setelah dilakukan uji pengukuran model sperti uji validitas dan reliabilitas maka langkah selanjuntnya adalah evaluasi model struktural atau bisa disebut juga Inner model. Inner model menggambarkan hubungan antar konstruk latennya. Inner model dievaluasi dengan menggunakan nilai koefisien determinasinya (R2) dan signifikansi koefisien jalurnya (Hair, 2014). Koefisien jalur model struktural berkisar di nillai +1 hingga -1. Nilai positif mengindikasikan hubungan positif antar variabel, nilai negatif  mengidentifikasikan hubungan negatif antar variabel. Semakin besar nilai koefisien jalur model struktural artinya semakin mendekati nilai 1 maka menunjukan hubungan semakin baik dan dibuktikan dengan uji signifikansi.

Hubungan antara konstruk eksogen dengan konstruk endogen dapat dilihat melalui koefisien jalur model struktural dan t statistik. Untuk penelitian ini nilai t tabel dicari dengan mengidentifikasi nilai degree of freedom , jumlah sampel dan taraf signifikansi yang akan diambil. Misalkan jumlah sampe adalah 60, Nilai t tabel untuk tingkat signifikasi α = 0.05, degree of freedom (60-1)=59 adalah 1,672, sedangkan nilai t tabel untuk tingkat signifikasi α = 0.01, degree of freedom 59 adalah 1,283. Nilai koefisen jalur yang lemah (negatif) akan membuat variaebl tidak terbukti secara signifikan.

 

 

, ,

Leave a Reply