Objective Facility (2)


Sebelumnya kita telah mengenal 9 tahap sistematika perencanaan fasilitas baik merencanakan fasilitas baru atau memperbaiki fasilitas yang lama. Setelah kita memasuki tahap awal dalam perencanaan fasilitas , kita akan dihadapi pertanyaan sebagai berikut

  1. Apa yang dihasilkan atau diproduksi?
  2. Bagaimana suatu produk di produksi?
  3. Kapan produk diproduksi?
  4. Seberapa banyak masing-masing produk akan diproduksi?
  5. Untuk jangka waktu kapan produk akan diproduksi?
  6. Dimana suatu produk diproduksi?

Pertanyaan tersebut dapat ditemukan dari rancangan produk, rancangan proses dan jadwal rancangan. Apa yang dihasilkan atau diproduksi bergantung  pada rancangan produk, , bagaimana suatu produk di produksi bergantung pada rancangan proses, dan kapan suatu produk di produksi bergantung pada jadwal rancangan. Oleh karena itu dalam perancangan fasilitas erat kaitannya dengan product,process dan design atau disingkat dengan PP&S

Khusus untuk pertanyaan nomor 6, jawaban akan menjadi kompleks dan itulah yang akan menjadi cakupan perencanaan fasilitas. Suatu produk bisa diproduksi perusahaan manufaktur atau perusahaan assembly (rakitan). Misalnya perusahaan manufaktur pembuatan PC, tidak semua komponen-komponen didalamnya diproduksi di satu perusahaan, tapi merupakan penggambungan komponen-komponen dari perusahaan assembly seperti processor,software bahkan mouse pun tidak semuanya diproduksi atau dihasilkan oleh perusahaan manufaktur tunggal. Selain itu, kesuksesan usaha ditentukan oleh efisensi sistem produksi sehingga banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan sistem kontrak outsourcing dalam rantai pasoknya. Hal itu menyebabkan rancangan fasilitas berbeda antar perusahaan manufaktur.

A. Rancangan Produk (Product Design)

Rancangan produk merupakan penentuan suatu produk diproduksi  dan rancangan detail setiap komponen-komponen produk. Jenis produk itu sendiri harus di definisikan secara jelas apakah merupakan produk murni  manufaktur atau produk asembly. Dalam merancang suatu produk bisa menggunakan pendekatan  Quality Function Deployment (QFD) sehingga kita dapat mengehtaui produk mana yang benar-benar diinginkan customer. Selain QFD kita bisa menggunakan pendekatan benchmarking dalam merancang produk. Dengan membanding produk yang sedang bersaing di era global dapat menjadi suatu best practice yang banyak digunakan oleh perusahaan yang sukses.

Ada beberapa data produksi yang diperlukan untuk merancang suatu produk yaitu :

  1. cetak biru atau blue print dari semua komponen dari produk secara detail dan memenuhi ketentuan- ketentuan gambar kerja untuk keperluan manfuakturing
  2. daftar komponen (part list) yang menunjukan tidak saja komponen-komponen sendiri maupun yang akan dibeli
  3. urutan produksi (production routing) yang menunjukan langkah-langkah urutan pengerjaan dari seluruh komponen yang akan dibuat mulai dari bahan baku sampai ke produk jadi.

Rancangan desain merupakan tahapan awal yang sangat krusial dan harus dilakukan scara hati-hati karena akan berpengaruh pada tahapan berikutnya. Umumnya dikenal dengan nama assembly drawing untuk menggambar detail komponen suatu produk. Berikut ini adalah contoh assembly drawing dari suatu produk.

Data-data produk sangat penting untuk dibuat untuk menentukan keputusan apakah suatu produk akan di outsource atau tidak karena semuanya akan berpengaruh pada perancangan fasilitas. Beberapa informasi dari data produksi yang harus diperhatikan:

  1. nomor komponen sekaligus nomor kerjanya
  2. nama dari komponen
  3. jumlah dari komponen
  4. spesifikasi dari komponen
  5. harga tiap komponen
  6. sumber komponen

B.Rancangan Proses (Process Design)

Gambaran dalam merancang suatu proses didalam perancangan fasilitas adalah menentukan bagaimana suatu produk diproduksi. Perancangan proses perlu didukung informasi produk yang rinci, terutama yang berkaitan dengan bahan baku atau komponen yang sudah dibeli jadi (assembly). Komponen yang dibeli jadi adalah bought out item. Pemisahan tipe komponen dinyatakan  dalam Bill of Material (BOM). BOM memberikan informasi cukup lengkap tentang spesifikasi bahan yang akan dibutuhkan dalam proses produksi. BOM akan memperlihatkan tingkat (level) setiap rakitan atau pun komponen di struktur produk). Dari BOM, akan dapat dianalisis macam-macam operasi yang harus dilalui.

Rancangan proses dibuat sedemikian rupa untuk melihat aliran perpindahan suatu produk. Data-data yang diperlukan untuk menganalisis aliran bahan dalam perancangan proses adalah sebagai berikut :

  1. jalur yang dilalui bahan antar departemen
  2. volume yang dipindahkan
  3. jarak yang ditempuh
  4. frekuensi perpindahan
  5. kecepatan perindahan bahan
  6. biaya yang diperlukan untuk proses perpindahan bahan

Ada beberapa tool yang digunakan untuk menggambarkan proses dalam tahap process design  antara lain :

  1. operation process chart (OPC)
  2. assembly chart
  3. flow process chart
  4. flow chart
  5. from to chart
  6. Multiple Product Process Chart (MPPC)
  7. Route Sheet
  8. Acrivity Relationship Chart

Dalam merencanakan tahapan proses dalam pembuatan suatu produk maka terlebih dahulu memperhatikan sebagai skema make-buy decision process dibawah ini  :

pertanyaan primer pertanyaan sekunder
dapatkah item dibeli? Apakah item tersedia?
Apakah manajemen mengizinkan item dibeli?
Apakah kualitasnya terpenuhi?
Apakah material item tersedia?
dapatkah pabrik membuat item? bila item dibuat, apakah konsisten dengan tujuan perusahaan
apakah perusahaan mampu membuatnya
apakah kapasitas pabrik memungkinkan?
apakah lebih murah membuat dari pada membeli? apaah ada metode alternatif untuk membuat item?
berapa jumlah permintaan atau kebutuhan item dimasa depan?
berapa biaya untuk membuat item?
apakah ada pengaruhnya terhadap keandalan produk dengan membuat item tersebut?
apakah modal tersedia untuk membuat item? apakah ada peluang lain memanfaatkan modal yang tersedia?
apakah imlikasi bisa item dibuat?
biaya eksternal apa yang terjadi bila item dibuat?

 

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang proses antara lain :

  1. merencanakan operasi yang diperlukan untuk proses pengerjaan mulai dari bahan baku sampai produk jadi
  2. menetapkan langkah-langkah yang tepat dari masing-masing operasi yang diperlukan
  3. memilih alternatif yang terbaik dari sisi efektif dan efisien pemakaian
  4. menetapkan standar produksi misalnya jam per satuan produk yang dihasilkan.

Dari hasil analisis proses tersebut di atas, maka kesimpulan yang bisa diambil selanjutnya dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti production routing, operation list, assembly chart, process chart. dan metode lainnya yang telah disebutkan diatas. Pembahasan khusus mengenai peta-peta kerja dandiagram proses akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya

C. Rancangan Jadwal (Schedule Design)

Rancangan jadwal dibuat untuk menjawab kapan suatu produk diproduksi dan untuk jangka waktu berapa lama suatu produk diproduksi. Data yang dibutuhkan dalam rancangan jadwal produksi didapat dari data pemasaran (marketing Information). Rancangan jadwal akan berpengaruh dalam keputusan pemilihan mesin, jumlah mesin, jumlah shift, jumlah pekerja yang terlibat, kebutuhan pekerja, kebijakan penyimpanan, ukuran pabrik, dan sebaagainya. Personel atau tim yang bekerja pada tahap ini harus bekerja sama dengan tim dari pemasaran untuk mengetahui trend pasar suatu produk sehingga bisa diantisipasi seberapa banyak produk yang harus dihasilkan. Jadi secara tidak langsung jumlah atau volume produksi berpengaruh pada perancangan fasilitas.

 

M-2 Objective of facility


Leave a Reply