Resensi Buku Manusia Setengah Salmon


Judul Novel              : Manusia Setengah Salmon

Penulis                     : Raditya Dika

Penerbit                   : GagasMedia

Tanggal Terbit          : Cetakan dua puluh dua, 2016

Jumlah Halaman    : 264 halaman

Novel ini menceitakan tentang lika liku perjalanan hidup Radit yang selalu berpindah pindah. Baik pindah rumah, pindah hubungan keluarga, pindah supir, sampai pindah hati.

Radit memiliki permasalahan tetang pindah rumah. Ia terpaksa pindah rumah karena menurut ibunya, rumahnya sudah terlalu sempit untuk keluarganya. Dan yang membuat Radit setuju untuk pindah rumah karena dia diputusin oleh pacarnya dan berencana agar cepat move on.

Yang membedakan novel Manusia Setengah Salmon dengan novel lainnya ialah unsur kekeluargaan yang sangat kental. Seperti pada bab ke-9 : Kasih Ibu Sepanjang Belanda. Di bab ini, penulis menceritakan tentang kehadiran penulis ke summer course selama dua minggu di Belanda. Sang ibu adalah tipe orang yang terlalu perhatian dan terlalu berlebihan dalam menunjukkan perhatian ke anak-anaknya. Ibunya menelpon setiap saat dan seringkali dihiraukan oleh Raditya Dika. Dan akhirnya penulis menyadari bahwa perhatian Ibu adalah sesuatu hal yang berharga yang tidak selamanya akan merasakannya.

Dan masih banyak lagi kisah lucu yang menjamin para pembaca untuk terpingkal- pingkal saat membaca novel ini. Serta ada QnA dan tips tips buat kamu pada saat kencan pertama, tips PDKT, dan lainnya!

Kekurangan

Kekurangan dalam novel ini adalah ada cerita yang tidak nyambung dan terkesan tidak masuk akal. Misalnya, “Kita benar-benar tua di jalan. Saking tuanya gue di jalan gara-gara macet, bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi, saat gue pergi dari rumah ke mal pas pulang ke rumah, gue udah punya istri lengkap dengan tiga orang anak. Dan, salah satu dari anak gue lagi hamil muda”. ( Bakar Saja Keteknya, halaman 45 ).

Kelebihan

Kelebihan dari novel ini adalah banyak memberikan tips tips kepada pembaca tentang tips PDKT, Kencan Pertama, dan lainnya. Dan banyak pesan moral yang diselipkan di novelnya ini.

“Tidak semua makanan yang kita anggap enak dianggap enak olh orang lain. Begitu pula sebaliknya inilah idahnya perbedaan, indahnya kebebasan dalam mencintai makanan. Setiap orang punya makanan yang mereka suka atau tidak mereka sukai sendiri. Oh, kecuali durian, semua orang suka durian.” (Bab : Pesan Moral dari Sepiring Makanan, Halaman 89)

Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari anak jaman sekarang. Jadi, kita bisa dengan mudah memahami kata-kata yang disampaikan oleh Raditya Dika. Kemudian, dalam novel ini Raditya Dika memberikan simbol-simbol atau emoticon untuk kita, ini dimaksudkan untuk mewakili ekspresi wajah kita di handphone.

Hubungan penulis dengan keluarganya juga harmonis, Ibunya memberikan perhatian penuh kepada penulis sehingga secara tidak langsung teringat oleh sosok Ibu kita sendiri.


Leave a Reply