Resensi Buku Mobil Bokap Gue


Judul               : Mobil Bokap Gue
Penulis             : Halluna Lina
Penerbit           : Plot Point Publishing
Tahun Terbit    : Cetakan Pertama, Juli 2014
Jenis Buku       : Novel Remaja
Tebal Halaman:  335 Halaman
ISBN               : 978-602-9481-69-3
Harga              : Rp. 59.000,-

 

Novel Mobil Bokap Gue karya Halluna Lina ini bertemakan cinta ayah, cinta anak dan cinta pertama seorang gadis SMA bernama Dinar yang ingin belajar mengemudi hanya agar diterima sebagai anggota dari Geng popular di sekolahnya yaitu Geng Cantik.

Novel ini menceritakan tentang Dinar, seorang gadis SMA yang baru saja pindah dari Malang ke Jakarta bersama kedua orang tuanya. Hubungan Dinar dengan Ayahnya kurang harmonis, mereka tidak akrab sama sekali. Setiap waktu yang mereka habiskan berdua terasa canggung, ini semua karena ayahnya baru saja pensiun dini dan belum terbiasa dengan suasana barunya. Ayahnya biasa bekerja seharian, namun kini hanya biasa diam di rumah. Ayah sering marah pada Dinar hanya karena hal kecil yang membuat Dinar tertekan dan kesal pada ayahnya.

Di sekolah barunya di Jakarta, Dinar berteman dengan tiga orang gadis lainnya yang sering disebut sebagai ‘Geng Cantik’, yaitu Bianca, Helen dan Nadia. Mereka tertarik pada Dinar sebagai anak baru di sekolahnya, lalu mereka mengangkat Dinar sebagai ‘trial member’. Tanpa Dinar sadari, ia melakukan apa saja demi teman-teman gengnya itu. Bahkan hal yang bisa membahayakannya, seperti mencuri kertas ulangan. Dinar dihukum ayahnya karena guru BP Dinar melaporkan pada ayahnya bahwa dinar mencuri kertas ulangan. Ayahnya marah besar pada Dinar, dan hubungan mereka semakin lama semakin canggung saja.

Agar bisa diterima dengan baik dalam Geng Cantik, Dinar melakukan apa saja yang diinginkan anggota Geng Cantik, walaupun sebenarnya ia tak bisa melakukannya. Saat sedang merencanakan liburan dengan Geng Cantik, Dinar mengatakan ia bisa menyetir mobil, padahal sebenarnya tidak sama sekali. Sebab itu, Geng Cantik meminta Dinar untuk menyetir mobil saat liburan nanti, jadi mereka tak perlu repot mengajak supir. Dinar tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan permintaan teman-teman gengnya itu. Dalam hati kecil Dinar, ia sangat bingung, bagaimana caranya bisa menyetir? Sedangkan waktu musim liburan sudah semakin dekat. Dinar sudah terlanjur berbohong, jika ia mengatakan yang sejujurnya pasti anggota geng akan langsung mengeluarkannya dan ia tak akan pernah diterima dalam geng itu. Pula, Dinar sangat tidak ingin hal itu terjadi.

Dinar akhirnya meminta untuk les mengemudi pada ibunya, ibunya teramat kaget, pasalnya dulu saat di Malang Dinar pernah les mengemudi, namun ia keluar karena menurutnya mengemudi sangat tidak mengasyikan. Ibunya memperbolehkan Dinar untuk les mengemudi asalkan menggunakan uangnya sendiri, namun tentu saja itu tidak mungkin, karena uang jajan Dinar tidak cukup untuk  membayar biaya les.

Akhirnya ibu menyarankan agar Dinar belajar mengemudi dengan Ayahnya. Dinar langsung menolaknya, Karena hubungannya dengan Ayahnya sangat tidak baik. Jangankan untuk belajar mengemudi, untuk berbincang pagi saja sudah sangat canggung. Namun Dinar tak punya pilihan lain selain belajar mengemudi dengan ayahnya, mengingat waktu musim liburan semakin dekat. Namun ayah tak menyetujui hal itu, ayah tak bersedia mengajari Dinar mengemudi.

Tanpa Dinar Sadari, ia tidak seperti dirinya lagi. Ia menjadi orang lain hanya untuk bisa diterima sebagai anggota Geng Cantik. Dinar mengatakan dia suka hal ini-itu yang disukai anggota Geng Cantik, padahal sebenarnya tidak. Dinar berbincang dengan Riko, teman sekelasnya, Hanya agar diakui Geng Cantik, Dinar sok tahu tentang otomotif. Riko yang sudah sangat hatam tentang dunia otomotif tahu kalau sebenarnya Dinar berbohong dan tak tau apa-apa soal otomotif.  Dinar tidak mau kalau ada yang tahu dia berbohong, dia akhirnya mencari artikel tentang otomotif di internet.

Dinar membaca beberapa artikel tentang cara mengemudi, dan dia nekat mempraktekkannya. Di garasi rumahnya, ada sebuah mobil opel tua milik ayahnya, Dinar pun mencoba mengemudi dengan menggunakan mobil tua itu.

Dipraktikannya cara-cara yang ia baca di internet, tetapi sialnya, Dinar menginjak gas terlalu dalam, mobil pun meluncur menabrak pintu garasi. Pelipisnya terbentur kemudi dan berdarah. Dinar lalu tak sadarkan diri. Sejak kejadian itu, Ayah jadi bersedia mengajarkan Dinar mengemudi.

Keesokan harinya, sepulang sekolah seharusnya Dinar belajar mengemudi, namun Geng Cantik mengajaknya berbelanja di sebuah mall, dan Dinar tidak bisa menolaknya. Dinar berbohong pada ayahnya, ia mengatakan bahwa ada pelajaran tambahan, padahal sebenarnya ia akan pergi bersama anggota Geng Cantik.

Keesokannya lagi, akhirnya Dinar belajar mengemudi dengan ayahnya untuk yang pertama kalinya. Saat-saat itu sangat canggung, ayah menginstruksikan beberapa hal pada Dinar, tetapi  kerap kali Dinar tak mengikuti instruksinya, akhirnya Dinar sukses menabrak tong sampah.

Kali kedua dia belajar dengan Ayah, masih sama canggungnya, seperti kali pertama ayah menginstrusikan beberapa hal dan kali ini Dinar mengikuti instruksi tersebut.

Semakin hari Dinar semakin mahir mengemudi, namun Dinar belum juga puas dengan keahliannya, karena Geng Cantik merencanakan liburan ke Cimaja, Jawa Barat dengan medan yang terjal. Dinar pun memutar otak untuk bisa mengemudi di jalur terjal.

Akhirnya, Dinar meminta Riko untuk mengajarinya mengemudi, Riko pun bersedia mengajari Dinar. Mereka mulai latihan di medan-medan terjal. Karena usaha keras yang Dinar lakukan, akhirnya dia menjadi makin mahir. Karena sering menghabiskan waktu bersama, Riko dan Dinar menjadi semakin dekat, padahal Dinar sebenarnya menyukai Bram, bukan Riko.

Di lain waktu, Dinar juga akrab dengan Bram, dan Bianca—ketua Geng Cantik—tak menyukai hal itu, karena sebenarnya Bianca menyukai Bram. Seiring berjalannya waktu, Bram dan Dinar semakin dekat, membuat Bianca semakin kesal pada Dinar.

Musim liburan yang ditunggu-tunggu pun tiba. Besok Dinar akan pergi berlibur dengan Geng Cantik, dan sekarang Dinar tak perlu khawatir karena ia sudah mahir mengemudi. Tapi sayangnya, Ibu memaksa Dinar untuk pergi ke Cianjur, tempat pakliknya tinggal. Pakliknya sedang sakit, jadi Ibu memaksa Dinar untuk ikut. Dinar tidak bisa menolaknya, karena jika ia menolak, ia tak akan mendapat izin untuk berlibur bersama Geng Cantik.

Akhirnya Dinar pergi ke Cianjur dengan setengah hati. Ibu menjanjikan sudah akan sampai dirumah lagi pada pukul tiga sore nanti, jadi besok Dinar bisa pergi jalan-jalan dengan Geng Cantik.  Dinar yang mengemudikan mobil menuju Cianjur. Kondisi jalan saat itu macet parah yang diakibatkan oleh kecelakaan, Dinar kesal luar biasa. Pasti dia tak akan tiba di rumah tepat waktu dan tidak bisa berlibur bersama Geng Cantik. Ditambah lagi Ibu yang malah mengajak makan di rest area, menurut Dinar itu membuang-buang waktu, tapi menurut Ibu itu mengisi waktu, daripada menunggu ditengah kemacetan. Setelah beristirahat, Dinar sekeluarga melanjutkan perjalanan. Mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Dinar tak mau berlama-lama, jadi mereka hanya sebentar dan langsung kembali pulang. Kondisi jalan saat pulang lancar, namun tetap saja Dinar sudah tak bisa ikut berlibur bersama Geng Cantik.

Akhirnya, Dinar hanya menghabiskan liburan dengan menonton TV. Dinar ingat, dia sudah berhari hari tak mengecek ponselnya, akhirnya ia mengecek ponsel tersebut, dan banyak sekali pesan masuk dan panggillan tak terjawab dari anggota Geng Cantik dan Bram. Dinar pun membalas satu persatu pesan tersebut. Nadia dan Helen tak marah sedikitpun karena Dinar membatalkan liburan kemarin. Bram malah langsung mengajak Dinar untuk bertemu.

Dinar dan Bram pun bertemu, Bram menawarkan agar Dinar menjadi navigatornya dalam balapan. Tanpa pikir panjang, Dinar pun menyetujuinya. Riko mengetahui bahwa Dinar bersedia menjadi navigator dalam balapan Bram, Riko tak setuju akan hal itu. Namun dinar tak menghiraukannya.

Di hari balapan, Dinar malah meninggalkan Bram, dia sadar menjadi navigator itu bukan kemauannya, itu kemauan Anggota Geng Cantik. Dinar akhirnya sadar, selama ini dia bukan seperti dirinya. Dia menjadi orang lain hanya untuk diterima di Geng Cantik, akhirnya Dinar menyadari itu semua.

Bianca yang mengetahui Dinar keluar dari balapan marah besar, Bianca mengunci Dinar di sebuah gudang belakang sekolah. Nadia dan Helen berusaha membantu Dinar dengan memanggil Riko, kemudian Riko datang membantu. Sejak kejadian itu, Riko dan Dinar semakin dekat, mereka menjadi sepasang kekasih. Karena Dinar sadar, Riko menyukainya apa adanya, tidak seperti Bram yang menyukainya karna Dinar menjadi orang lain.

Di lain hal, Dinar merasa kehilangan Ayah, karena Ayah kembali bekerja dan sangat sibuk. Dinar akhirnya jujur pada Ayah bahwa Dinar sangat merasa kehilangan saat ayah bekerja. Dinar akhirnya menyadari betapa sayangnya dia pada ayahnya dan betapa ayahnya menyayanginya.

Beberapa hari lagi, Ayah akan ulang tahun. Dinar menyiapkan kejutan dengan memperbaiki mobil opel tua Ayah yang dirusaknya tempo hari. Riko sendiri yang memperbaiki mobil itu dibantu Dinar.

Sejak kejutan ulang tahun itu, Dinar dan Ayah makin akrab. Ayah memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin membuka bengkel sendiri. Riko menjadi karyawan bengkel Ayah. Dinar akhirnya senang dan kembali menjadi dirinya sendiri, karena dia tau akan selalu ada yang menyayanginya seburuk apapun dia, yaitu kedua orang tuanya.

Cerita ini berlatarkan kehidupan di kota Jakarta. Kehidupan sekolah para remaja yang terkadang ceria ataupun galau mendominasi latar tempat cerita ini. Dipadu juga dengan latar kehidupan keluarga yang terkadang menyebalkan namun penuh kasih sayang.

Kelebihan buku:

  1. Sampul bukunya menarik dengan warna tulisan yang berwarna warni, membuat pembaca jadi tertarik
  2. Bahasa yang digunakan mudah dipahami pembaca, karena menggunakan bahasa sehari hari.
  3. Pelajaran yang dapat diambil dari novel ini bagus, jadi bisa memotivasi pembaca agar menjadi diri sendiri

Kekurangan buku:

  1. Banyak kesalahan pada pengetikan.
  2. Kertas pada bukunya mudah robek, jika dibalik sedikit kasar sudah akan terlepas dari bukunya.
  3. Gaya bahasanya mudah dipahami, namun belum sesuai kaidah.
  4. Alur ceritanya terlalu pasaran sehingga mudah ditebak, jadi membuat pembaca mudah bosan.

Leave a Reply