Book Review: I love you forever by Robert Munsch


 

“I’ll love you forever,
I’ll like you for always,
as long as I’m living
my baby you’ll be.”

 

Kayaknya baru kali ini saya nangis baca buku padahal ini buku cerita anak lho. Sangat menyentuh tentang cinta yang sangat universal. Cinta orang tua terhadap anak dan anak terhadap orang tua. Cinta yang ada setiap detiknya apalagi mungkin yang sudah memiliki anak, atau bahkan teringat masa kecil perjuangan orang tua terhadap anaknya. Saya baca buku ini sambil nangis bombay (ini serius lho) padahal saya bukan tipikal gampang nangis. Ketika saya baya ini saya flashback pada memori kecil saat papih saya  masih hidup.

 

 

 

 

Ceritanya bermula seorang ibu muda baru melahirkan bayinya. Nah dia memiliki kebiasaan saat menggendong anaknya sambil diayun-ayun itu dia bernyanyi

“I’ll love you forever,
I’ll like you for always,
as long as I’m living
my baby you’ll be.”

Disetiap halam diceritakan bahwa si anak tersebut makin lama makin besar. Saat usia 2 tahun anaknya mulai aktif yang kadang membuat ibunya gila hahaha kalau dibukunya si anak tersebut ngeberantakin (halah istilahnya apa ya hahah) sana sini, kayak jam tangan ibunya mau di cemplungin ke toilet. ( I feel it deeply coz it really happen to me now…)

Nah kalau anaknya sudah terlelap tidur. Ibunya kaya seolah lupa akan kenakalan anaknya. Dia diam-diam datang ke tempat tidur anaknya, menggendong anaknya diayun-ayun sambil bernyanyi.

“I’ll love you forever,
I’ll like you for always,
as long as I’m living
my baby you’ll be.”

Di buku ini diceritakan setiap fase anaknya mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap fasenya kadang membuat ibunya jengkel yang seolah-olah membuat ibunya seperti orang gila. Tapi lagi-lagi segala kenakalan anaknya tidak membuat Ibunya membenci bahkan sudah remaja dan dewasa pun ibunya selalu mengendap-ngendap memandang anaknya yang sudah terlelap, berusaha memeluknya dan menyanyikan lagu untuknya. Lagu kasih sayang terhadap anaknya. Ah sangat indah sekali setiap fase dituliskan dengan sederhana dan menyentuh. Teringat saya pernah membuat jengkel orang tua saya, tapi orang tua kita tidak pernah sedetik pun membenci kita. Ah seandainya kita tahu perasaan ini mungkin kita akan merasa sedih dan malu pernah membuat marah orang tua kita

Puncak cerita ketika anaknya sudah beranjak dewasa, dan mulai berpikir untuk hidup berumah tangga. Untuk pertama kali sang ibu berpisah dengan anak kandungnya. Perasaan sayang orang tua terhadap anak tidak berubah sama sekali bahkan diceritakan dibukunya walaupun sang anak sudah terpisah dengan ibunya dah memiliki rumah sendiri, sang ibu tetap rindu dan diam-diam pergi menemui anaknya untuk sekedar menimang-menimang selayaknya seorang bayi.

Saya jadi teringat almarhum papih saya dulu pernah berkata seperti ini:

Mau segede apa pun anak, orang tua tetap melihat anaknya seperti bayi saja

Kalau dilihat di buku ini memang benar perkataan papih saya itu. Sang anak yang sudah dewasa sekali tetap diperlakukan seperti anak kecil dengan ditimang-timang oleh ibunya. Nah di halaman ini saya sudah nyesek, mau nangis banget tapi saya berusaha untuk ditahan hahahaa….

Hingga suatu ketika Sang ibu menelepon anaknya bahwa dia sakit dan lemah dan ingin dikunjungi oleh anaknya. Si ibu dalam tetepon berusahan untuk menyanyikan lagu kesukaanya namun terputus karena sang ibu semakin lemah. Sang anak bergegas ke rumah ibunya dan dilihat ibunya terbaring di tempat tidur. Anak tersebut segera menggendong ibunya selayaknya dia selalu digendong ibunya sewaktu kecil. Kali ini dia yang meneruskan lagu kesukaan ibunya saat menimang-nimang dirinya.

Bagian puncaknya di halaman ini, tiba-tiba air mata gak berhenti keluar, whuaaa sediiihhh banget….karena saya punya anak laki-laki 2 mungkin suatu saat saya akan mengalami peristiwa di buku ini yaitu beripsah dengan mereka. Kalau saat ini mereka masing suka ngintil2 kemana-mana yaaa walau kadang-kadang suka kesel juga dengan tingkah laku mereka tapi asli setelah membaca buku ini saya lebih menikmati hari demi hari peran saya sebagai ibu dari 2 orang anak laki-laki yang masih kecil. Di satu sisi saya pun flashback detik-detik almarhum papih saya sewaktu meninggal makanya di halaman ini benar-benar PECAHHH nangis sejadi-jadinya…huaaaa

Di halaman terakhir si anak laki-laki sudah memiliki anak yang masih bayi. Sekarang dia amat sangat mengerti perasaan ibunya, perasaan sayang orang tua terhadap anak. Dia pun meneruskan tradisi timang-timang sambil bernyanyi nyanyian kesukaan ibunya.

Aku menintaimu selamanya

Aku akan selalu menyukaimu

Selama aku hidup, kaulah bayi ku!

 

Banyak pesan yang sangat manis dalam buku ini dan saya ceritakan hampir setiap hari ke anak saya. Mungkin saat ini anak saya belum terlalu mengerti tapi suatu saat dia akan mengerti kalau ibunya sangat sayang seperti pada buku ini. Buku ini ditulis oleh Robert Munsch dan sudah terjual 150.000.000 kopiii!!! dan yang paling menyedihkan buku ini didedikasikan untuk anaknya yang sudah meninggal. Jadi istri beliau melahirkan bayi dalam keadaan sudah meninggal sejumlah 2 orang. Lagu-lagu yang ia tulis ditujukan untuk bayi-bayinya yang belum ia sempat nyanyikan (wah baru tahu ternyata dibalik buku hebat ini terselip peristiwa yang menyedihkan).  Di halaman websitenya dia menceritakan bahwa setiap kali ia menyanyikan lagu tersebut, dia selalu menangis. Anehnya buku ini ternyata buku ini tidak saja populer di kalangan anak-anak tapi populer dikalangan dewasa. Mengapa itu bisa terjadi? karena cinta orang tua terhadap anak dan anak terhadap orang tua itulah yang membuat semua orang suka terhadap buku ini.

Saya sangat merekomendasikan untuk WAJIB beli buku ini. Saya beli buku ini di amazon dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu untuk sampai di Indonesia. Harga satu bukunya kalau dirupiahkan sekitar 95 rb (belum ongkir) dan kertasnya kertas tipis bukan sejenis kertas tebal. Buku ini juga bisa dijadikan kado untuk siapa pun karena semua kalangan bisa menikmatinya.

 

*pic from amazon.com and wikipedia

 

 

,

Leave a Reply