Resensi Buku Secangkir Teh Mint


HANGAT DAN MEMIKAT

“Apa yang bisa kamu dapat dari secangkir penuh teh mint? Sensasi hangat dan menenangkan dari teh? Atau gelenyar dingin dan menyegarkan dari mint? Buku ini memberikan keduanya. –Fauzan Fadli”

Judul : Kumpulan Cerpen, Secangkir Teh Mint
Penulis : Fauzan Fadli
Penerbit : Aksaramaya
Cetakan : 2015
Ukuran : 224 halaman
Harga : Rp. 46.000 (Gratis melalui iJakarta)
ISBN : 978-602-1335-79-6

 

Secangkir teh mungkin terlihat sepele, namun secara tidak sadar teh menjadi benda komplementer yang wajib hadir dalam berbagai aktivitas manusia. Di pagi hari, secangkir teh hangat disajikan diatas meja ditemani pisang goreng yang masih hangat. Di siang hari, teh manis menjadi pelepas dahaga di bawah teriknya sinar mentari. Di kala senja, bercengkrama dan bersenda gurau tak lengkap rasanya tanpa secangkir teh di tangan. Teh hangat juga dapat menjadi selimut pelindung dari dinginnya angin malam. Begitu pula dengan buku kumpulan cerpen ini, dapat menjadi pelengkap dalam berbagai aktivitas kita.

Kumpulan cerpen “Secangkir Teh Mint” adalah karya Fauzan Fadli, seorang blogger yang aktif dan kreatif. Sudah ada hampir 500 pembaca yang menikmati karyanya ini di iJakarta dalam waktu kurang dari setahun. Aksaramaya juga mendukung permintaan pembaca iJakarta yang jumlahnya terus meningkat dengan menambahkan lebih banyak salinan ebook “Secangkir Teh Mint” agar antrian peminjaman lebih cepat. Buku di iJakarta ini sangat praktis untuk dibaca melalui smartphone atau tablet pembaca dimana saja.

Serupa seperti judulnya, kumpulan cerpen ”Secangkir Teh Mint” adalah bacaan menarik yang hangat dan menyegarkan. Terdapat lima judul berbeda yang disetiap cerpennya secara implisit mengundang secangkir teh mint sebagai salah satu tokoh pendukung. Buku ini dibuka dengan cerpen yang judulnya terdengar seperti kisruh rumah tangga, “Lelaki 3 Wanita”, namun sebenarnya ini adalah cerita keluarga yang haru. Tokoh-tokoh didalamnya sederhana namun mengagumkan dan bermakna. Ceritanya juga ditulis dengan gaya bahasa santai dan mudah dimengerti oleh pembaca, terutama oleh pembaca remaja masa kini.

Cerita kedua berjudul “A Letter from Spanish Lady”, cerpen tentang kesibukan ibukota dan keganjilan yang imajinatif. Konflik yang diangkat dalam cerpen ini sangat kekinian. Lalu, dilanjutkan dengan cerita “Adam’s Apple” yang vulgar namun tulus dan apa adanya. Pembaca akan dibuat tidak berhenti membalik halaman berikutnya. Sama seperti judulnya, cerpen selanjutnya berjudul “Secangkir Teh Mint” memiliki ending yang membuat heran. Masalah yang diangkat tidak terlalu rumit dan tokoh dalam ceritanya kurang menarik. Cerpen terakhir berjudul “Risa dan Erin” menceritakan tragedi pembunuhan yang membangkitkan rasa penasaran berlebih. Risa dan Erin adalah tokoh yang sama-sama menceritakan kisahnya, satu cerita dengan dua sudut pandang. Secara menyeluruh, buku ini memberikan kesan tersendiri, walaupun latar belakangnya hanya dalam lingkup perkotaan dan tokoh sederhana, namun gaya bahasa yang santai dan konflik yang menarik berhasil memainkan emosi pembaca.


Leave a Reply